Ngobras - Panduan puasa yang aman untuk lanjut usia, Berpuasa pada bulan Ramadan sebagai salah satunya kewajiban sekalian ujian untuk seorang Muslim di penjuru dunia. Bermacam riset memperlihatkan beribadah puasa dapat bawa bermacam faedah yang untuk kesehatan.
Meskipun begitu, ada kelompok yang mendapatkan kemudahan tidak untuk jalankan rukun islam yang ke-4 ini, diantaranya orang lansia atau lanjut usia.
Ingat, orangtua umumnya mempunyai penyakit pengantar yang bisa beresiko pada kesehatannya jika memaksain diri untuk berpuasa. Lanjut usia yang tidak punyai kendala masalah kesehatan atau penyakit yang bermakna pasti dapat jalankan beribadah puasa dengan aman.
Panduan puasa yang aman untuk lanjut usia
Ada sesuatu hal yang penting dipahami beberapa lanjut usia supaya beribadah yang dilaksanakan ini tidak berbahaya untuk kesehatan sekalian mendapatkan karunia dari Allah SWT. Berikut beberapa panduan untuk beberapa lanjut usia agar jalankan beribadah puasa secara lancar dan aman, diambil dari Situs Game Live Casino .
1. Tidak boleh terlewat sahur
Sahur itu wajib untuk siapa saja yang jalankan puasa, ditambah beberapa lanjut usia. Dengan sahur, energi akan terpenuhi hingga membuat badan lebih meredam puasa dalam periode waktu lama.
Konsumsilh sahur seperlunya untuk memperoleh sumber energi supaya selotak dan saraf masih aktif. Kurma bisa juga jadi tambahan sumber energi yang bagus dikonsumsi saat sahur karena memiliki kandungan gula, serat, karbohidrat, kalium, dan magnesium yang baik sekali.
2. Memperbanyak minum air putih
Dehidrasi adalah permasalahan paling serius dirasakan lanjut usia karena minimnya minum sepanjang berpuasa.
Siapkan diri untuk jalani puasa dengan minum banyak air putih, baik saat sahur atau sepanjang buka puasa. Janganlah sampai lanjut usia cuman minum saat haus, karena haus ialah signal jika badan telah alami dehidrasi.
Supaya menahan dehidrasi yang kronis, upayakan jauhi minuman yang memiliki kandungan cafein untuk pastikan badan memperoleh sumber hidrasi terbaik.
Tap hati-hatilah dan tidak boleh terlalu berlebih minum kebanyakan pada sebuah waktu. Minum dengan jumlah banyak sekalian bisa meleburkan elektrolit badan yang mengakibatkan keracunan air.
3. Panduan puasa untuk lanjut usia ialah tidur memadai
Orang yang berpuasa umumnya menyalahkan kekurangan tidur karena jam tidur malamnya terpenggal oleh rutinitas sahur. Selanjutnya, rutinitas tarawih dan bergabung sepanjang malam-malam Ramadan bisa mengambil alih waktu istirahat.
Mengarah Sleep Foundation, dokter dan periset menyebutkan kekurangan tidur bisa mempengaruhi kandungan hormon dan kekuatan badan untuk mengendalikan dan memetabolisme glukosa.
Itu bermakna bila tidak cukup tidur beresiko semakin tinggi alami peningkatan berat tubuh dan diabetes type 2.
Walau waktu tidur berbeda saat puasa Ramadan, yakinkan lanjut usia 65 tahun ke atas mempunyai waktu tidur yang memadai 7-8 jam tiap malam.
Untuk lanjut usia, mengompensasi kekurangan tidur pada malam hari dengan tidur siang ialah hal yang normal.
4. Memperbanyak sayur, buah, dan protein
Dalam laporan Diabetes Care pada 2010, dokter dari bermacam lembaga merekomendasikan saat buka puasa seharusnya kurangi konsumsi karbohidrat dan lemak.
Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak, khususnya saat buka harus dijauhi karena perlambat kerja pencernaan dan peresapan.
Kebalikannya, konsumsi karbohidrat dan serat nabati kompleks saat sahur untuk tingkatkan energi, menjaga rasa kenyang, tingkatkan peranan usus, dan kandungan lemak darah sepanjang Ramadan.
Disamping itu, lanjut usia perlu memenuhi konsumsi vitamin, mineral, dan garam harian dengan beberapa makan sayur dan buah-buahan. Sayur, buah, atau protein bisa menahan sembelit.
Lanjut usia dapat coba macam menu sahur dengan satu mangkuk oatmeal hangat yang ditambah lagi pisang, alpukat, kurma, kacang-kacangan, telur.
Atau juga bisa satu mangkuk sup sayur dengan sepotong roti gandum, kurma, dan satu gelas susu atau smoothies buah.
5. Masih aktif bergerak
Rutinitas fisik tidak wajib melakukan olahraga berat. Berjalan kaki sesudah buka puasa bisa menolong aktifkan perputaran darah dan mengurangi otot beberapa lanjut usia.
Bila umumnya olahraga pada pagi hari, tidak ada kelirunya berpindah ke malam hari sesudah atau mendekati buka puasa. Tidak boleh memaksain diri untuk beraktivitas fisik yang berat pada siang hari hanya karena akan percepat dehidrasi.
Berjalan kaki masih dipandang olahraga yang aman dilaksanakan lanjut usia sepanjang bulan Ramadhan, sepanjang badan tidak kecapekan dan dehidrasi.
Berdasar laporan Diabetes Care, pasien diabetes type 2 atau prediabetes sekalinya disarankan untuk lakukan olahraga enteng untuk menjaga massa otot.